Saat ini, produk seni kerajinan ukir tekan banyak digemari oleh masyarakat,
khususnya masyarakat golongan menengah ke atas. Hasil dari kerajinan ukir tekan
rata-rata berupa hiasan dinding. Namun bisa dikembangkan ke arah hiasan pintu,
mebelair, dan sebagainya.
Teknik mengukir tekan adalah teknik membuat hiasan di
atas permukaan pelat logam tipis dengan ketebalan sekitar 0,2 mm untuk pelat
logam kuningan dan pelat logam tembaga sampai dengan 0,4mm. Alat yang biasa
digunakan untuk ukir tekan ini yaitu dibuat dari bahan tanduk sapi atau kerbau
yang telah dibentuk sesuai kebutuhan ukir tekan jika tanduk sulit didapat dapat
digunakan bambu ataupun kayu. Cara menggunakan alat ukir tekan ini yaitu dengan
cara menekan permukaan benda kerja mengikuti bentuk sesuai motif dari gambar
yang telah ditentukan.
XIII.1.1.
Alat
1.
Gunting plat
2. Pensil
3.
Mistar
6 landasan spon kera
7. Pensheet
7. Pembentuk sudetan kecil
entuk dasaran rata
Gambar 634 sudet rata
XIII.1.1.10. Pembentuk penguku kecil
Gambar 635 penguku kecil
XIII.1.2. Fungsi Alat
Fungsi alat atau cara menggunakan
alat ukir tekan secara tepat sesuai dengan fungsinya.
XIII.1.2.1. Palu kayu dengan ujung paku
Alat ini digunakan untuk
membuat tekstur pada dasaran ukiran.
XIII.1.2.2. Kain dasaran
Kain dasaran ini terbuat dari kain
yang lembut bisa juga dipakai selimut lerek. Fungsinya adalah untuk melandasi
plat tembaga yang sedang diukir karena kainnya agak lunak maka dapat membantu
dalam pembentukan ukiran.
XIII.1.2.3. Pembentuk dasaran rata
Alat ini berfungsi untuk membuat
dasaran pada permukaan ukiran tekan.
XIII.1.2.4. Pembentuk sudetan
Alat ini digunakan untuk membuat
sudetan atau garis tegas pada sudut yang menjorok ke dalam.
XIII.1.2.5. Pembentuk cekungan
Alat ini digunakan untuk membentuk
cekungan yang lurus maupun tidak lurus
pada permukaan pelat logam.
XIII.1.2.6. Pensit
Pegangan pensit terbuat dari tanduk
dan mata pensitnya terbuat dari stainless steel. Alat ini berfungsi untuk
pengukiran awal, yaitu sebagai alat pemindah sketsa dari kertas ke logam . Alat
ini juga berfungsi sebagai alat pembentuk akhir atau penegas bentuk.
XIIII.1.3. Proses
Kerja
XIII.1.3.1. Persiapan
XIII.1.3.1.1.Siapkan alat bahan dan
tempat kerja.
XIII.1.3.1.2. Gunakan perlengkapan
kesehatan dan keselamatan kerja secara benar.
XIII.1.3.1.3. Pelat logam
dipotong dengan melebihkan ukuran keliling 10 mm lebih lebar dari pada gambar
pola.
Gambar 636
memotong plat
XIII.1.3.1.4. Disiapkan gambar pola.
Gambar 637 gambar pola
XIII.1.3.1.5. Tempel gambar pola ke atas pelat logam.
Gambar 638 menempel gammbar pola di atas plat
XIII.1.3.1.6. Ukirlah garis-garis pokok dengan pinset
mengikuti gambar kerja.
Gambar 639 mengukir garis motif
XIII.1.3.1.7. Hasil dari ukiran
linier/ garis-garis pokok motif
Gambar 640 hasil ukiran garis motif
XIII.1.3.1.8. Bagian-bagian yang
ingin ditimbulkan dicembungkan dengan alat tumpul lengkung di atas landasan.
Gambar 641 mencembungkan motif
XIII.1.3.1.9. Hasil dari proses
pencembungan
Gambar 642 hasil ukir cembung
XIII.1.3.1.10. Sempurnakan bentuk
pinggiran agar lurus dengan menggunakan alat ukir lurus.
XIII.1.3.1.11. Sempurnakan
bentuk-bentuk cembung atau cekung dengan pahat cekung.
XIII.1.3.1.12. Buatlah tekstur untuk
latar belakang dengan palu kayu berujung paku.
Gambar 643 membuat tekstur dasaran
XIII.1.3.1.13. Hasil ukir tekan
Gambar 644 hasil ukir tekan
XIII.1.3.1.14. Masukkan ukiran ke
dalam cairan SN agar warnanya kehitam-hitaman.
XIII.1.3.1.15. Gosok ukiran dengan
menggunakan kain yang diberi sedikit braso agar permukaannya mengkilap.
XIII.1.3.1.16. Hasil
karya ukiir tekan setelah diwarna
Gambar
645 ukir tekan setelah diwarna
KARYA-KARYA
LAIN HASIL UKIR TEKAN
Gambar
646 motif Bali
Gambar
647 bunga
Gambar
648 bunga mawar
Gambar 649 kijang
XIII.2. Ukir Relief Tinggi
Produk seni kerajinan ukir logam dapat dijumpai dalam
bentuk hiasan dinding, peralatan rumah tangga, souvenir, perhiasan dan lain
sebagainya.
Teknik mengukir relief tinggi
adalah teknik membuat benda hiasan di atas permukaan pelat logam. Motif hiasan
ditimbulkan dengan cara merendahkan bagian-bagian dasar. Jika menginginkan
motif hiasan semakin muncul, dapat dilakukan dengan cara mencembungkan bagian
motif. Cara ini dilakukan berulang-ulang sampai membentuk ukiran pada produk
sesuai yang diinginkan. Untuk tehnik ukir relief tinggi bahan yang
digunakan dari 0.4 sampai dengan 1mm
tergantung keinginan ketinggian atau kedalaman bentuk ukiran yang diinginkan.
XIII.2.1.
Alat
Pahat ukir relief tinggi
bentuk dan ukurannya bermacam-macam sesuai dengan bentuk dan ukuran motif yang
diinginkan. Pahat ukir yang perlu disiapkan dalam mengukir relief tinggi adalah
pahat tumpul kecil sampai yang besar. Pada penyebutan selanjutnya ukiran relief
tinggi disebut sesuai dengan nama/sebutan daerah asalnya yaitu Jawa terutama daerah
Yogyakarta lebih tepatnya lagi adalah daerah Kotagede yaitu wudulan.
Bentuk pahat ukir relief tinggi(wudulan:Kotagede, Yogyakarta, Jawa).
XIII.2.1.1.
pemukul ukir logam tipis
Gambar 650 Pukul
Ukir Logam Tipis
XIII.2.1.2. ukir
logam garis lurus (penyilat)
Gambar 651 Pahat Logam Penyilat
XIII.2.1.3. ukir logam garis lengkung (penguku), penyembung (pemudul) dan
perata
Gambar 652 Pahat Logam Penguku, Pemudul dan Perata
XIII.2.1.4.
Palu ukir logam
Gambar 653 Palu
Ukir Logam
XIII.2.1.6. landasan
ukir logam buatan Prancis
Gambar 654 Bahan Landasan Ukir Logam dan Tempatnya Buatan
Luar Negeri
XIII.2.1.7. landasan ukir logam (jabung) buatan Kotagede Yogyakarta
Gambar 655 Jabung dari Pengrajin Perak Kotagede
Yogyakarta
XIII.2.1.8. ujung pahat ukir logam
Gambar 656 Ujung Pahat Ukir
Logam
Pahat wudulan memiliki bentuk
permukaan dan ukuran yang bervariasi seperti berikut :
XIII.2.1.9. ujung pahat penyilat
Pahat penyilap bentuknya
lurus. Fungsinya adalah untuk memahat
garis atau bagian-bagian yang lurus. Ukuran pahat penyilap bermacam-macam.
Untuk garis lurus pendek, gunakan pahat penyilap yang pendek, sedangkan untuk
garis lurus panjang, gunakan pahat penyilap lebar.
Gambar 657 Pahat wudulan penyilap.
XIII.2.1.10. ujung pahat penguku
Pahat penguku berbentuk
cekung. Pahat ini digunakan untuk membuat bentuk lengkungan dan lingkaran.
Untuk membuat lingkaran dan lengkungan yang kecil, gunakan pahat kecil
sedangkan untuk lengkungan dan lingkaran besar, gunakan pahat penguku yang
besar.
Gambar 658 Pahat wudulan penguku
XIII.2.1.11. ujung pahat bulat
Pahat bulat digunakan untuk
menurunkan bagian dasar motif atau untuk mengukir bagian dasar.
Gambar 659 Pahat
wudulan bentuk bulat
XIII.2.1.13.ujung pahat air tetes (air menetes)
Pahat air tetes digunakan
untuk menurunkan bagian dasar motif, bagian sudut motif, dan bagian-bagian yang
tidak dijangkau oleh pahat bulat.
Gambar 660 Pahat bentuk air menetes/daun waru
XIII.2.2. Bahan
Bahan yang dapat dikerjakan dengan teknik ukir pukul
ialah: aluminium, seng, besi tipis, kuningan, tembaga, perak dan emas.
XIII.2.3. Proses
Kerja Ukir Pukul
XIII.2.3.1. Pelat
logam ditempelkan pada landasan jabung dengan cara logam dipanaskan dengan
semprotan api
Gambar 661 penempelan plat logam pada jabung
XIII.2.3.2. Setelah logam dingin (bisa direndam dalam bak
air) pola ditempelkan pada plat logam
Gambar 662 Pola Ditempel di atas logam
XIII.2.3.3. Dengan pahat garis lurus dan garis lengkung
mulai mengukir motif dengan cara mengikuti bentuk motif yang ada di atas
kertas. Bentuk pahat yang digunakan disesuaikan dengan bentuk motif yang akan
diukir atau sesuai dengan gambar pola.
Gambar
663 mengukir garis motif
Gambar 664 mengukir garis motif
XIII.2.3.4. Setelah selesai mengukir linier pelat logam
dilepas dengan memanasinya kembali kemudian pelat logam dibakar sampai kertas
pola hilang. Pelat logam ditempel kembali dengan posisi terbalik yaitu
permukaan yang tadi diukir ditempel dalam posisi dibawah.
XIII.2.3.5. Bentukan motif.
Pekerjaan selanjutnya
membentuk bagian-bagian motif yang ingin timbul dengan menembungkannya dari
bawah dengan pahat ukir cembung dengan bentuk sesuai dengan gambar pola sampai
kecembungan atau kedalaman yang diinginkan
Gambar
665 mengukir cembung
XIII.2.3.6. Penyempurnaan motif dan membuat stiliran.
Benda kerja dilepas dengan
menyemprotkan api seperti pada pekerjaan sebelumnya dan logam dipanasi kembali
sampai sisa jabung terbakar kemudian benda kerja bagian yang cekung diisi
jabung kemudian ditempel kembali dengan posisi motif menghadap keatas.
Gambar 666 Mengisi Jabung
pada Bagian Yang Cekung
XIII.2.3.7. Bagian yang cekung diisi
jabung kemudian dipanaskan agar jabung meleleh mengisi permukaan logam yang
cekung dan sekaligus merekatkan jabung ke logamnya. Setelah jabung membeku,
logam ditempelkan kembali ke landasan dengan posisi antara jabung dengan jabung
menempel dan bagian logamnya menghadap ke atas.
XIII.2.3.8. Bentuk-bentuk
morif disempurnakan bentuknya dengan memahatkan pahat rata sampai bentuknya
tercapai. Kemudian bagian-bagian urat daun, bunga atau buah diukir dengan pahat
garis baik lurus maupun lengkung sesuai bentuk urat-uratnya.
Gambar 667 menyempurnakan
bentuk motif
Gambar 668 mengukir dasaran
Bila menghendaki ukiran tembus/krawangan maka bacgroundnya bisa dipahat dengan pahat tajam untuk
menghilangkannya. Biasanya ukiran krawangan ini untuk kap lampu agar sinar
dapat keluar.
Gambar
669 mengukir tembus
XIII.2.3.9. Finishing.
Apabila pengerjaan mengukir telah
dianggap selesai, benda kerja diambil dengan memanasi kembali dan dibakar
sampai sisa jabung terbakar habis. Kemudian benda kerja dibersihkan dengan
menggosoknya dengan sikat kawat kemudian diampelas sampai halus dan dipolis
sampai mengkilap. Bagian background(dasaran/latar)
dibuat tekstur seperti pasir kemudian diwarna gelap, bagian-bagian motif ukiran
yang menonjol dipolis mengkilap maka tampak hasil ukiran yang artistic karena
ukiran yang menonjol mengkilap dengan background yang gelap sehingga terjadi
kontras dan ada center of interestnya(pusat
perhatian) pada motif ukirannya.