menghitamkan logam

SALT BLUE , Hot Blueing / bronir /blackening menghitamkan logam

Proses pelapisan dan pewarnaan (Browning) sudah dikenal sejak 1700 an, pada era tersebut banyak dijual bahan logam sebagai material senapan dan yang tidak bisa di hindari adalah timbulnya karat . sejalan dengan perkembangan tehnologi, beberapa pembuat/pabrikan senapan maupun pistol mulai menciptakan suatu konsep untuk mengurangi proses terjadinya karat tersebut dengan  pelapisan tipis media untuk mengurangi/menghentikan terjadinya karat dan atau korosi.

Seperti diketahui Baja alloy Chrom-Nickel seperti ASA 4140 atau 4340 adalah pilihan logam yang populer pada senapan kualitas tinggi. Sangat kuat terhadap tekanan, regangan, gesekan dan keausan tetapi masih cukup mudah untuk dibor atau dipotong untuk pembentukan komponen senapan. Kelemahan baja  jenis ini terletak pada ketahanannya pada oksidasi alias mudah berkarat. Karat biasa dimulai dari permukaan yang terekspos udara. Untuk menyiasatinya maka diperlukan pelapisan permukaan dengan senyawa yang dapat menghambat proses oksidasi. Dalam hal ini proses bluing (bronir) dan pemberian minyak dapat menghambat pembentukan karat. Sebenarnya ada beberapa metode untuk pelapisan anti karat pada logam seperti misalnya pelapisan chrome. Namun warna hitam kebiruan pada proses bluing memberi kelebihan lain yaitu selain mempercantik penampilan tapi juga mencegah refleksi cahaya berlebihan yang akan menyingkapkan keberadaan si pemburu atau penembak. Itulah mengapa finishing senjata api klasik menggunakan bronir. (http://pancanaka-airgun.blogspot.com/2013/08/proyek-restorasi-sharp-ace-bagian-2.html#more)
Dengan terus berkembangnya industri senapan berbagai formula banyak ditemukan biasanya  masing masing gunsmith memiliki resep campuran yang sangat dijaga kerahasiaannya  seperti salah satunya merk brownels dan beberapa merk lainnya .

SALT BLUE adalah salah satu bahan baku pelapisan (browning) yang memiliki kualifikasi baik dalam hal pewarnaan dan pelapisan logam besi dan baja untuk mengurangi terjadinya karat.

picture from http://primasprings.blogspot.com/2012/02/bluing-atau-bronir-blackening.html
image
image
cara aplikasi seperti tertera diatas dapat di simpulkan sbb :
Parameter produksi .
Komposisi/ takaran disarankan : 875 gram / Liter
Lama proses pencelupan : 10 sd 30 menit ( + 20 menit waktu terbaik
Suhu di sarankan : 135 – 140 Celcius.. (penambahan diperlukan apabila suhu pada cairan tidak mau bergerak naik )
Bahan persiapan : Powder 870 gram utk 1 liter—-air destilasi—- wadah panci stainless—-kompor bakar–olie dengan kekentalan ringan (



Cara Kerja : Persiapan pencelupan , Pastikan terbebas dari debu, lemak  dan kotoran —- pencucian tahap 1 —-pencucian tahap 2—-pencelupan (10 sd 30 menit tergantung kebutuhan dengan suhu 135 sd 140 C)—- pencucian —-aplikasi dengan olie (kekentalan rendah)—pengeringan—siap digunakan



Note : : Apabila aplikasi bahan terlalu banyak , hasil akhir akan berwarna lebih merah kecoklatan


Apabila aplikasi bahan terlalu sedikit , hasil akhir akan mudah mengelupas.


Pada saat pengerjaan , gunakan sarung tangan karet untuk menghindari aplikasi dari jejak jari.

TECHNICAL DATA , SALT BLUE
Physical Properties : White corrosive powder
Description : Salt Blue is a hot blackening process on steel which is running 135 – 140 C. it produces a uniform black coating with good corrosion protection when used in combination with protective oil
Equipment : Plain steel tanks, heated with steam coils or plate coils.
Pre- Treatment
It is very important to insure that parts thoroughly cleaned from dirt, smut or oxide before treating in Salt blue  the parts should be completely dry before dipping in the blackening bath
Operating Data : For 1 liter= 875 gram
Operating Condition
Immersion time : 20 minute temp.137 CRange 10~30 Minutes  (135~140 C)
Maintenance : The boiling point should be kept between 135 to 140 C. To increase the boiling point, Salt Blue Should be added. As addition guide line, to increase the boiling point by 1.0 Dec C, an addition rate of 12.1 gms per litre of Salt Blue is required. If the temperature is higher, a colour change to red brown occurs. To reduce the temperature water should be added.
Waste water : All the waste water must be treated as law requires, before being admitted to public canalization.
Safety Precaution : Component and working solution are highly alkaline and poisonous. Necessary safety precaution should be adhered all times.
Best Use : 3 Times
Black oxide solutions are essentially composed of sodium hydroxide, sodium nitrite, and sodium nitrate. Alkaline cleaners are largely sodium hydroxide, but also usually contain sodium silicates, sodium carbonates, sodium tetraborate , TSP, other sodium phosphates, soaps, and surfactants.
for fast respon /whatsapp di 087880228835, dijual dalam kemasan 500 gram
Jadi kenapa ragu ?..anda dapat melakukan pewarnaan sendiri tanpa repot mencari bahan bahan yang berbeda beda, perlu di pahami material ini mengandung caustic soda yang sanggup membakar kulit bila tersentuh jadi penggunaan sarung tangan karet dan masker wajib ….. selamat mencoba

Seni kriya logam 2

 Apa yang dimaksud dengan Kriya Logam ?
 kriya logam adalah seni kerajinan atau keterampilan untuk membuat sesuatu menjadi barang- barang yang memiliki nilai guna dengan menggunakan logam sebagai medianya. Adapun karya yang dihasilkan dapat berupa karya 2 dimensi (lukisan logam), ataupun 3 dimensi (patung logam).

  1. Media Logam, media logam yang biasa digunakan dalam pembuatan karya-karya kriya logam menggunakan media almunium,kuningan, dan tembaga. 
  2. Teknik-teknik, adapun teknik-teknik yang biasa dipakai pada kriya logam yaitu dengan  teknik : Ketok, las, cor, dan patri.
Membuat Karya Kriya Logam 2 Dimensi, 
  dengan tehnik dasar yang sederhana. Dengan teknik menekan permukaan bidang datar pada media Alumunium.

Alat dan bahan yang digunakan :
-       Lembaran Almunium ukuran 20 X 20 cm
-       Ballpoint yang sudah tidak terpakai (habis tintanya)

Langkah-langkah pengerjaan :
1.    Membuat gambar desain pada kertas HVS A4
2.    Gambar desain yang telah jadi ditempel pada permukaan almunium
3.    Proses pembuatan sketsa pada almunium menggunakan ballpoint bekas, dengan cara menekan mengikuti garis kontur pada desain gambar yang dibuat.
4.    Setelah gambar tersebut terbentuk pada permukaan almunium, kertas dicabut, kemudian pada permukaan almunium bag bawah dialasi dengan anduk kecil / busa , bag. atas ditekan-tekan sehinga objek gambar terbentuk menonjol keluar seperti relief.


Seni Kriya logam

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Membuat barang kerajinan dari logam bukanlah hal baru bagi masyarakat Indoensia. Sebab, sejak dahulu ketika masih berdiri banyak kerajaan pun industri kerajinan logam sudah banyak berkembang di berbagai pelosok tanah air. Beberapa barang kerajinan logam yang sudah ada sejak jaman kerajaan antara lain berbagai peralatan perang (mulai dari keris, pedang, golok, tombak, tameng dan lain-lain), perhiasan dan asesoris kerajaan, alat kesenian (gamelan seperti saron, bonang, gong) dan lain-lain.
Sebagaimana yang kita tahu, kerajinan kriya logam merupakan salah satu dari hasil Usaha Kecil Menengah yang paling diandalkan untuk keperluan ekspor. Kebanyakan kerajinan dipengaruhi oleh heritage yang merupakan warisan budaya dari suatu masyarakat setempat. Misalnya saja kerajinan pisau keris. Meskipun semua daerah memiliki kerajinan kriya logam masing-masing, namun antara kriya logam dari suatu daerah dengan daerah lain memiliki kerajinan kriya logam yang berbeda-beda. Semua in tergantung warisan dari msyarakat setempat terdahulu.
Pada dasarnya, kerajinan logam ini menampilkan karya seni relief dan gambar dengan berbagai motif dan tema yang pada umumnya hampir memiliki kesamaan dengan motif-motif relief lain terutama motif pada seni relief ukir. Sehingga saat ini hasil dari Kerajinan Logam ini di gunakan sebagai ornamen untuk menghiasi suatu tempat atau memperindah suatu ruangan, bukan sekedar untuk peralatan rumah tangga.
Pada umumnya produk hasil logam, baik yang dari tembaga maupun kuningan dibeli oleh hotel untuk mempercantik interior mereka, dan ada pula yang dibeli oleh perorangan maupun diekspor ke luar negeri.
Untuk saat ini, membutuhkan kerja ekstra keras bagi pemerintah maupun pelaku usaha kerajinan ini untuk memperkenalkan hasil produk keajinan ini ke tengah masyarakat. Mengingat kondisi resesi global yang tentunya mempenagruhi permintaan barang sekunder seperti produk kerajinan ini. Yang bisa dilakukan pemerintah Indonesia yaitu lebih banyak mengadakan event pameran produk andalan seperti yang telah dilakukan di tempat lain untuk mendongkrak permintaan domestik. Kerjasama pemerintah dengan para pengrajin mutlak diperlukan untuk menyelamatkan potensi kerajinan logam yang ada di Indonesia.
B.     Sejarah Kriya Logam
Sejarah kriya logam dimulai pada saat manusia belum mengnal tulisan, tepatnya pada zaman logam yang memunculkan Budaya perundagian atau budaya logam ( logam disini diartikan dengan perunggu, emas dan besi, karena di Indonesia tidak dilewati oleh kebudayaan tembaga) adalah jenis kebudayaan dari masyarakat pra-sejarah yang menggunakan logam dalam pembuatan benda-benda dan seni kriya logam untuk melengkapi kebutuhan hidupnya. Meski benda kriya logam yang dibuat tidak terlalu banyak karena pada saat itu belum terdapat alat dan bahan yang banyak, tetapi hasil karya yang dibuat pada zaman logam tersebut tidak kalah bagusnya dengan seni kriya yang ada pada masa sekarang yang moderen karena seni kriya pada masa tersebut memiliki nilai artistik (seni) dan nilai sejarah yang sangat indah.    Kebudayaan ini diperkirakan mulai berkembang sekitar 500 SM. Contoh peninggalan seni kriya logam pada zaman logam yang dapat kita temui antara lain kapak corong, candrasa, nekara, moko, topeng emas, serta bejana.  
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kriya Logam
Kriya logam adalah seni kerajinan atau keterampilan untuk membuat sesuatu menjadi barang- barang yang memiliki nilai guna dengan menggunakan logam sebagai medianya. Adapun karya yang dihasilkan dapat berupa karya 2 dimensi (lukisan logam), ataupun 3 dimensi (patung logam).
1.      Media Logam, media logam yang biasa digunakan dalam pembuatan karya-karya kriya logam menggunakan media almunium,kuningan, dan tembaga. 
2.      Teknik-teknik, adapun teknik-teknik yang biasa dipakai pada kriya logam yaitu dengan  teknik : Ketok, las, cor, dan patri.
B.     Bahan Dan Alat Pembuatan Kriya Logam
Dalam pembuatan karya seni kriya logam diperlukan alat dan bahan sesuai dengan hasil karya yang diinginkan yaitu karya kriya logam dua dimensi atau karya kriya logam tiga dimensi. Berikut alat dan bahan sesuai dengan karya yang dihasilkan :
a)      Dua dimensi    :
1.      Lembaran bahan logam seperti alumunium, kuningan, tembaga, perak, dsb.
2.      Ballpoint yang sudah tidak terpakai (habis tintanya).
3.      Kertas untuk menggambar sketsa kriya logam yang akan dibuat.
b)      Tiga Dimensi   :
·         Teknik Pencetakan/Pengecoran :
1.      Bahan logam seperti alumunium, kuningan, tembaga, perak, dsb.
2.      Catakan lelehan logam untuk membuat pola/bentuk dasar (dari bahan lilin dan tanah liat).
3.      Tungku pembakaran.
4.      Alat ukir logam.
5.      Alat untuk menghaluskan logam.
·         Teknik Penempaan :
1.      Alat tempa logam seperti palu
2.      tungku pembakaran.
3.      Sarung tangan
4.      Alat untuk menghaluskan logam.
C.    Prosedur Pembuatan Kriya Logam
Prosedur dalam pembuatan kriya logam diperlukan prosedur yang berbeda antara kriya logam dua dimensi dan tiga dimensi tergantung dari hasil seni kriya logam yang diinginkan. Berikut cara/prosedur pembuatan kriya logam :
a)      Dua dimensi    :
1.      Membuat gambar desain pada kertas HVS A4
2.      Gambar desain yang telah jadi ditempel pada permukaan bahan logam yang dipakai misalnya almunium.
3.      Proses pembuatan sketsa pada media kriya logam seperti almunium menggunakan ballpoint bekas, dengan cara menekan mengikuti garis kontur pada desain gambar yang dibuat.
4.      Setelah gambar tersebut terbentuk pada permukaan almunium, kertas dicabut, kemudian pada permukaan almunium bag bawah dialasi dengan anduk kecil / busa , bag. atas ditekan-tekan sehinga objek gambar terbentuk menonjol keluar seperti relief.
b)      Tiga dimensi    :
·         Teknik Pencetakan/Pengecoran :
1.      Siapkan semua alat dan bahan yang akan di butuhkan untuk teknik pencetakan/pengecoran.
2.      Lalu membuat cetakan dasar dari bahan yang tidak mingikat logam sperti lilin yang telah di bentuk sesuai dengan bentuk yang akan di buat lalu cetakan lilin dibungkus/dilumuri tanah liat agar cairan logam tidak keluar dari cetakan lilin.   
3.      Membakar bahan logam (almunium,kuningan, dan tembaga) di dalam tungku pembakaran hingga bahan logam tersebut meleleh.
4.      Setelah bahan logam telah menjadi cair, lalu cairan logam tersebut di tuangkan dalam cetakan dasar yang telah di buat sebelumnya.
5.      Setelah cairan dalam cetakan telah mengeras/padat maka bahan logam tersebut dapat dikeluarkan dari cetakan untuk dikeringkan.
6.      Setelah bahan logam tersebut telah berbentuk seperti bentuk yang diinginkan maka bahan logam tersebut di haluskan agar  bentuk dan permukaanya tampak halus.
·         Teknik Penempaan :
1.      Siapkan semua alat dan bahan yang akan di butuhkan untuk teknik penempaan.
2.      kemudian tentukan bentuk karya yang akan di buat.
3.      Lau  gunakan bahan logam yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
4.      Setelah itu masukan bahan logam kedalam tungku pembakaran kemudian lakukan tehkink penempaan yaitu dengan memukul bahan logam yang panas akibat di bakar dalam tungku pembakaran dengan palu sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
5.      Tahap akhir, jika telah selesai lakukan penghalusan pada pada permukaan hasil kriya logam tersebut.
D.    Hasil Karya Pembuatan Kriya Logam

1)      Seni Kerajinan Uang Kepeng

Seni merangkai uang logam dari Bali merupakan salah satu kekayaan seni budaya Nusantara yang sangat khas dan unik. Seni kerajinan uang logam tersebut mulai dari pembuatan uang kepeng sampai seni merangkai uang kepeng menjadi berbagai  bentuk  kerajinan  telah  berlangsung  berabad-abad  lamanya  di  Bali.  Berikut gambarnya :
200711043  2007110421

2)      Seni Kerajinan Patung Buddha
Patung Buddha adalah seni kriya dari logam dengan bentuk dan motif yang menyerupai karya seni peninggalan jaman kerajaan Budha, seperti patung Ganesha, patung Budha dan berbagai bentuk patung lainnya. Berbagai barang kerajinan dari logam itu dipasarkan ke berbagai kota di tanah air serta sebagian lagi diekspor keluar Negeri. Berikut gambarnya :
  
3)      Seni Kerajinan Pisau
Seni kerajinan pisau merupakan kerajinan yang paling banyak di geluti oleh masyarakat di daerah-daerah di Indonesia, dan setiap daerah memiliki ciri kerajinan pisau yang berbeda-beda dari bentuk, relief, ukiran bahan, bahkan cara pembuatannya. Berikut gambar dari kerajinan pisau :
4)      Seni Kerajinan Vase Bunga
Seni kerajinan vase bunga merupakan kerajinan yang biasanya di buat dari kuningan atau tembaga dengan bentuk dan motif yang beragam dengan tingkat kesulitan bervariasi. Berikut gambar dari kerajinan vase bunga :
   
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1)      Kriya logam adalah seni kerajinan atau keterampilan untuk membuat sesuatu menjadi barang- barang yang memiliki nilai guna dengan menggunakan logam sebagai medianya.
2)      Karya kriya logam yang dihasilkan dapat berupa karya 2 dimensi (lukisan logam), ataupun 3 dimensi (patung logam).
3)      Teknik-teknik yang biasa dipakai pada pembuatan kriya logam yaitu dengan  teknik : Ketok, las, cor, dan patri.
4)      Dari kriya logam dapat menghasilkan benda sebagai hiasan dan sebagai benda pakai yang bernilai artistik seperti pisau yang memiliki ukiran relief.

mengukir Plat logam teknik ukir tekan




Saat ini, produk seni kerajinan ukir  tekan banyak digemari oleh masyarakat, khususnya masyarakat golongan menengah ke atas. Hasil dari kerajinan ukir tekan rata-rata berupa hiasan dinding. Namun bisa dikembangkan ke arah hiasan pintu, mebelair, dan sebagainya.
Teknik mengukir tekan adalah teknik membuat hiasan di atas permukaan pelat logam tipis dengan ketebalan sekitar 0,2 mm untuk pelat logam kuningan dan pelat logam tembaga sampai dengan 0,4mm. Alat yang biasa digunakan untuk ukir tekan ini yaitu dibuat dari bahan tanduk sapi atau kerbau yang telah dibentuk sesuai kebutuhan ukir tekan jika tanduk sulit didapat dapat digunakan bambu ataupun kayu. Cara menggunakan alat ukir tekan ini yaitu dengan cara menekan permukaan benda kerja mengikuti bentuk sesuai motif dari gambar yang telah ditentukan.
XIII.1.1. Alat
1. Gunting plat
2. Pensil



3. Mistar
4. Palu kayu berujung paku
5. Landasan
 6 landasan spon kera
7. Pensheet                      
7. Pembentuk sudetan kecil
entuk dasaran rata
Gambar 634 sudet rata
XIII.1.1.10. Pembentuk penguku kecil
IMG_0197
Gambar 635 penguku kecil
XIII.1.2. Fungsi Alat
Fungsi alat atau cara menggunakan alat ukir tekan secara tepat sesuai dengan fungsinya.
XIII.1.2.1. Palu kayu dengan ujung paku
Alat ini digunakan untuk membuat tekstur  pada dasaran ukiran.
                 
XIII.1.2.2. Kain dasaran
Kain dasaran ini terbuat dari kain yang lembut bisa juga dipakai selimut lerek. Fungsinya adalah untuk melandasi plat tembaga yang sedang diukir karena kainnya agak lunak maka dapat membantu dalam pembentukan ukiran.
XIII.1.2.3. Pembentuk dasaran rata
Alat ini berfungsi untuk membuat dasaran pada permukaan ukiran tekan.
XIII.1.2.4. Pembentuk sudetan
Alat ini digunakan untuk membuat sudetan atau garis tegas pada sudut yang menjorok ke dalam.
XIII.1.2.5. Pembentuk cekungan
Alat ini digunakan untuk membentuk cekungan yang lurus  maupun tidak lurus pada permukaan pelat logam.
XIII.1.2.6. Pensit
Pegangan pensit terbuat dari tanduk dan mata pensitnya terbuat dari stainless steel. Alat ini berfungsi untuk pengukiran awal, yaitu sebagai alat pemindah sketsa dari kertas ke logam . Alat ini juga berfungsi sebagai alat pembentuk akhir atau penegas bentuk.
XIIII.1.3. Proses Kerja
XIII.1.3.1. Persiapan
XIII.1.3.1.1.Siapkan alat bahan dan tempat kerja.
XIII.1.3.1.2. Gunakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja secara benar.
 
XIII.1.3.1.3. Pelat logam dipotong dengan melebihkan ukuran keliling 10 mm lebih lebar dari pada gambar pola.


proses latihan
 
 

  Gambar 636 memotong plat
XIII.1.3.1.4. Disiapkan gambar pola.
   Untitled-Scanned-01
Gambar 637 gambar pola
XIII.1.3.1.5. Tempel gambar pola ke atas pelat logam.
IMG_0205
Gambar 638 menempel gammbar pola di atas plat
XIII.1.3.1.6. Ukirlah garis-garis pokok dengan pinset mengikuti gambar kerja.
IMG_0207
Gambar 639 mengukir garis motif
XIII.1.3.1.7. Hasil dari ukiran linier/ garis-garis pokok motif
IMG_0208
Gambar 640 hasil ukiran garis motif
XIII.1.3.1.8. Bagian-bagian yang ingin ditimbulkan dicembungkan dengan alat tumpul lengkung di atas landasan.
IMG_0209
Gambar 641 mencembungkan motif
XIII.1.3.1.9. Hasil dari proses pencembungan
IMG_0210
Gambar 642 hasil ukir cembung
XIII.1.3.1.10. Sempurnakan bentuk pinggiran agar lurus dengan menggunakan alat ukir lurus.
XIII.1.3.1.11. Sempurnakan bentuk-bentuk cembung atau cekung dengan pahat cekung.
XIII.1.3.1.12. Buatlah tekstur untuk latar belakang dengan palu kayu berujung paku.
IMG_0211
Gambar 643 membuat tekstur dasaran
XIII.1.3.1.13. Hasil ukir tekan
Gambar 644 hasil ukir tekan
XIII.1.3.1.14. Masukkan ukiran ke dalam cairan SN agar warnanya kehitam-hitaman.
XIII.1.3.1.15. Gosok ukiran dengan menggunakan kain yang diberi sedikit braso agar permukaannya mengkilap.
XIII.1.3.1.16. Hasil karya ukiir tekan setelah diwarna
 
IMG_0212
Gambar 645 ukir tekan setelah diwarna
KARYA-KARYA LAIN HASIL UKIR TEKAN
ukir tkn4
Gambar 646 motif Bali
ukir tkn 6
Gambar 647 bunga
NEW YEAR 46-2006 026
Gambar 648 bunga mawar
hasil ukir tekan
Gambar 649 kijang

 

XIII.2. Ukir Relief Tinggi

Produk seni kerajinan ukir logam dapat dijumpai dalam bentuk hiasan dinding, peralatan rumah tangga, souvenir, perhiasan dan lain sebagainya.
Teknik mengukir relief tinggi adalah teknik membuat benda hiasan di atas permukaan pelat logam. Motif hiasan ditimbulkan dengan cara merendahkan bagian-bagian dasar. Jika menginginkan motif hiasan semakin muncul, dapat dilakukan dengan cara mencembungkan bagian motif. Cara ini dilakukan berulang-ulang sampai membentuk ukiran pada produk sesuai yang diinginkan. Untuk tehnik ukir relief tinggi bahan yang digunakan  dari 0.4 sampai dengan 1mm tergantung keinginan ketinggian atau kedalaman bentuk ukiran yang diinginkan.
XIII.2.1. Alat
Pahat ukir relief tinggi bentuk dan ukurannya bermacam-macam sesuai dengan bentuk dan ukuran motif yang diinginkan. Pahat ukir yang perlu disiapkan dalam mengukir relief tinggi adalah pahat tumpul kecil sampai yang besar. Pada penyebutan selanjutnya ukiran relief tinggi disebut sesuai dengan nama/sebutan daerah asalnya yaitu Jawa terutama daerah Yogyakarta lebih tepatnya lagi adalah daerah Kotagede yaitu wudulan.
Bentuk pahat ukir relief tinggi(wudulan:Kotagede, Yogyakarta, Jawa).
XIII.2.1.1. pemukul ukir logam tipis
pukul ukir 1
Gambar 650 Pukul Ukir Logam Tipis
XIII.2.1.2. ukir logam garis lurus (penyilat)
penyilat
Gambar 651 Pahat Logam Penyilat
XIII.2.1.3. ukir logam garis lengkung (penguku), penyembung (pemudul) dan perata
penguku
Gambar 652 Pahat Logam Penguku, Pemudul dan Perata
XIII.2.1.4. Palu ukir logam
pukul ukir 2
Gambar 653 Palu Ukir Logam
XIII.2.1.6. landasan ukir logam buatan Prancis
pitch
Gambar 654 Bahan Landasan Ukir Logam dan Tempatnya Buatan Luar Negeri
XIII.2.1.7. landasan ukir logam (jabung) buatan Kotagede Yogyakarta
IMG_0221
Gambar 655 Jabung dari Pengrajin Perak Kotagede Yogyakarta
XIII.2.1.8. ujung pahat ukir logam
jenis pahat ukir wudulan
 
 

Gambar 656 Ujung Pahat Ukir Logam
Pahat wudulan memiliki bentuk permukaan dan ukuran yang bervariasi seperti berikut :
XIII.2.1.9. ujung pahat penyilat
Pahat penyilap bentuknya lurus. Fungsinya  adalah untuk memahat garis atau bagian-bagian yang lurus. Ukuran pahat penyilap bermacam-macam. Untuk garis lurus pendek, gunakan pahat penyilap yang pendek, sedangkan untuk garis lurus panjang, gunakan pahat penyilap lebar.


jenis pahat ukir wudulan 1
 
 

Gambar 657 Pahat wudulan penyilap.
XIII.2.1.10. ujung pahat penguku
Pahat penguku berbentuk cekung. Pahat ini digunakan untuk membuat bentuk lengkungan dan lingkaran. Untuk membuat lingkaran dan lengkungan yang kecil, gunakan pahat kecil sedangkan untuk lengkungan dan lingkaran besar, gunakan pahat penguku yang besar.
 
 

Gambar 658 Pahat wudulan penguku
XIII.2.1.11. ujung pahat bulat
Pahat bulat digunakan untuk menurunkan bagian dasar motif atau untuk mengukir bagian dasar.


 
 

  Gambar 659 Pahat wudulan bentuk bulat
XIII.2.1.13.ujung pahat air tetes (air menetes)
Pahat air tetes digunakan untuk menurunkan bagian dasar motif, bagian sudut motif, dan bagian-bagian yang tidak dijangkau oleh pahat bulat.


 
 

Gambar 660 Pahat bentuk air menetes/daun waru
XIII.2.2. Bahan
Bahan yang dapat dikerjakan dengan teknik ukir pukul ialah: aluminium, seng, besi tipis, kuningan, tembaga, perak dan emas.
XIII.2.3. Proses Kerja Ukir Pukul
XIII.2.3.1. Pelat logam ditempelkan pada landasan jabung dengan cara logam dipanaskan dengan semprotan api
ngluroni
Gambar 661 penempelan plat logam pada jabung
XIII.2.3.2. Setelah logam dingin (bisa direndam dalam bak air) pola ditempelkan pada plat logam
Untitled-Scanned-02
Gambar 662 Pola Ditempel di atas logam
XIII.2.3.3. Dengan pahat garis lurus dan garis lengkung mulai mengukir motif dengan cara mengikuti bentuk motif yang ada di atas kertas. Bentuk pahat yang digunakan disesuaikan dengan bentuk motif yang akan diukir atau sesuai dengan gambar pola.
ngukir linier
Gambar 663 mengukir garis motif
DIK
Gambar 664 mengukir garis motif
XIII.2.3.4. Setelah selesai mengukir linier pelat logam dilepas dengan memanasinya kembali kemudian pelat logam dibakar sampai kertas pola hilang. Pelat logam ditempel kembali dengan posisi terbalik yaitu permukaan yang tadi diukir ditempel dalam posisi dibawah.
XIII.2.3.5. Bentukan motif.
Pekerjaan selanjutnya membentuk bagian-bagian motif yang ingin timbul dengan menembungkannya dari bawah dengan pahat ukir cembung dengan bentuk sesuai dengan gambar pola sampai kecembungan atau kedalaman yang diinginkan
ngukir wudulan
Gambar 665 mengukir cembung
XIII.2.3.6. Penyempurnaan motif dan membuat stiliran.
Benda kerja dilepas dengan menyemprotkan api seperti pada pekerjaan sebelumnya dan logam dipanasi kembali sampai sisa jabung terbakar kemudian benda kerja bagian yang cekung diisi jabung kemudian ditempel kembali dengan posisi motif menghadap keatas.
mengisi jabung (2)
Gambar 666 Mengisi Jabung pada Bagian Yang Cekung
XIII.2.3.7. Bagian yang cekung diisi jabung kemudian dipanaskan agar jabung meleleh mengisi permukaan logam yang cekung dan sekaligus merekatkan jabung ke logamnya. Setelah jabung membeku, logam ditempelkan kembali ke landasan dengan posisi antara jabung dengan jabung menempel dan bagian logamnya menghadap ke atas.
XIII.2.3.8. Bentuk-bentuk morif disempurnakan bentuknya dengan memahatkan pahat rata sampai bentuknya tercapai. Kemudian bagian-bagian urat daun, bunga atau buah diukir dengan pahat garis baik lurus maupun lengkung sesuai bentuk urat-uratnya.
nglemahi
Gambar 667 menyempurnakan bentuk motif
DSCF1695.jpg
Gambar 668 mengukir dasaran
Bila menghendaki ukiran tembus/krawangan maka bacgroundnya bisa dipahat dengan pahat tajam untuk menghilangkannya. Biasanya ukiran krawangan ini untuk kap lampu agar sinar dapat keluar.
DIK
Gambar 669 mengukir tembus
XIII.2.3.9. Finishing.
Apabila pengerjaan mengukir telah dianggap selesai, benda kerja diambil dengan memanasi kembali dan dibakar sampai sisa jabung terbakar habis. Kemudian benda kerja dibersihkan dengan menggosoknya dengan sikat kawat kemudian diampelas sampai halus dan dipolis sampai mengkilap. Bagian background(dasaran/latar) dibuat tekstur seperti pasir kemudian diwarna gelap, bagian-bagian motif ukiran yang menonjol dipolis mengkilap maka tampak hasil ukiran yang artistic karena ukiran yang menonjol mengkilap dengan background yang gelap sehingga terjadi kontras dan ada center of interestnya(pusat perhatian) pada motif ukirannya.