TEKNIK ETSA

TEKNIK ETSA SALAH SATU SOLUSI UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN
PENGRAJIN SOUVENIR YANG BERBAHAN LOGAM
Oleh: Muji Rahayu

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Permasalahn  yang  dihadapi  para  pengrajin  souvenir  dengan  bahan  logam  adalah  membuat
emblem,  tulisan-tulisan  dilogam,  plaket-plaket  kenang-kenangan,  dan  lain-lainnya,  yang
dikerjakan  dengan  cepat,  perfek  dan  mengunakan  bahan  lembaran  logam  yang  tipis.  Untuk
mengatasi permasalahnnya tersebut para pengrajin beralih dari teknik ukir ke teknik etsa.
Kata  “Etsa”  berasal  dari  bahasa  Belanda  atau  Jerman,  yaitu  etch  yang  berarti  memakan,
berkorosi, atau berkarat, Kata etching  berarti mengetsa. Benda-benda dari logam dapat dietsa
dengan merendam dalam larutan etsa (larutan asam). Untuk melindungi bagian yang tidak ingin
teretsa oleh pengikisan larutan asam ini, seluruh permukaannya dilapisi dengan bahan penolak
asam  yaitu  resist  (bahan  pelindung).  Sementara  itu,  bagian-bagian  yang  terpilihuntuk  dietsa
sesuai  dengan  desain  dibiarkan  terbuka  dan  terkena  pengikisan  asam.  Secara  perlahan-lahan
asam  akan  melarutkan  dan  mengikis  tempat-tempat  yang  terbuka  sampai  tingkat  yang
diinginkan sehingga permukaannya turun sampai dibawah permukan aslinya. Sementara bagian
logam yang dilindungi tetap utuh. Beberapa larutan atau bahan kimia lainnya y ang secara yang
secara terpisah dapat menggigit, mencerna, dan melarutkan logam. Semua itu bergantung pada
jenis logam yang akan dietsa.

Larutan pengetsa ini terdiri dari larutan asam organik, asam meneral anorganik, atau campuran
dari  keduanya.  Sebagian  asam  mempunyai  daya  kikis  yang  sangat  baik  untuk  logam-logam
tertentu,  sedangkan  sebgian  asam  lain  ternyata  hanya  sedikit  atau  bahkan  tidak  mempunyai
pengaruh  sama  sekali  terhadap  logam-logam  tertentu  lainnya.  Sementara  kombinasi  dari
keduanya justru dapat melarutkan logam-logam didalam larutan tersebut.
Sukses tidaknya mengetsa ini tergantung pengendalian yang sangat hati-hati terhadap kekuatan
larutan asam pengetsa. Penerapan bahan penolak asam pada logamnya, cara dan ketrampilan
dalam  memnuat  desainnya  agar  tetap  terbuka  melalui  penggunaan  resist  (bahan  pelindung),
serta  pnghitungan  waktu  dan  pengukuran  dan  pengikisan  asamnya  perlu  diperhatikan,  agar
gambar etsa muncul  di permukaan logam dengan derajat keteraturan dan kedalamannya yang
diinginkan.

Perbedaan  antara  “mengetsa  dengan  asam”  dan  membersihkan  dengan  asam”,  sebenarnya
bergantung  pada  masalah  derajat  kekuatan  larutan  asamnya.  Karena  asam  digunakan  untuk
semua kegiatan tesebut, sering kali terjadi kerancuan istilah maupun teknik yang digunakan.
Pada umumnya proses etsa dengan asam memerlukan larutan yang memiliki prosentasi asam
yang  lebih  besar  dan  pengikisan  yang  keras,  sedangkan  “membersihkan  dengan  asam”
menggunakan  larutan  yang  lebih  lemah,  terutama  persiapan  akhir  pada  logamnya  untuk
meningkat ke proses selanjutnya.

B. PEMECAHAN MASALAH
Etsa merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan keteknikan mendekorasi logam
Teknik Etsa logam ada 4 cara :

1.  Teknik Etsa Tempel
2.  Teknik Etsa Lukis
3.  Teknik Etsa Lukis, dan
4.  Teknik Etsa Sablon

Adapun  Teknik  Etsa  Tempel  adalah  teknik  mengetsa  logam  dengan  cara  proses  penempelan
motif  ditempel  pada  permukaan  logam  (contoh  menempel  rugos  dalam  logam  yang  akan
dietsa), motif, huruf sudah tersedia sehingga tinggal menempel.
Teknik Etsa  Lukis  adalah teknik mengetsa logam dengan cara proses  pembuatan  motif dengan
dilukis dengan cat sablon, pada permukaan logam.
Teknik Etsa  Gores adalah teknik mengetsa logam dengan cara proses pembuatan motif dengan
digores, pada permukaan logam yang sudah dicat sablon.
Teknik Etsa Sablonadalah teknik mengetsa logam dengan cara proses pembuatan motif dengan
disablon, pada permukaan logam yang sudah dibersihkan.
Bahan larutan etsa yang sering digunakan adalah untuk mengetsa logam kuningan dan logam
tembaga adalah : Asam Klorida  (HCl)pkt dan larutan asam peroksida (H2O2) ditambah air yan
mempunyai  PH  7,  atau  Aquadest.  Walaupun  dapat  menggunakan  bahan  asam  yang  lain
sehingga dapat menghasil produk etsa yang maksimal dan baik.  Hasil atau produk etsa berupa
emblem wisuda, plaker, papa nama, kaligrafi, dan lain-lain.

C. KESIMPULAN
Teknik  Etsa  merupakan  salah  satu  keteknikan  kriya  logam  yang  dapat  di  gunakan  untuk
membuat produk kriya logam, adapun bentu-bentuk produk yang dihasil adalah
1.  Teknik Etsa tempel dapat menghasilkan berujud papan nama dengan berbagai ukuran,
dapat menggunakan bahan logam kuningan atau logam tembaga
2.  Teknik Etsa gores dapat menghasilkan hiasan dinding yang berbentuk motih negatif
dapat menggunakan bahan logam kuningan atau logam tembaga
3.  Teknik Etsa Lukis, bahan  logam yang digunakan kuningan dan tembaga, adapun produk
yang  dihasilkan  berupa  hiasan  dinding  berbentuk  lukisan  biasanya  menggunakan
finishing antik dengan menggunakan SN
4.  Teknik  Etsa  Sablon,  produk  yang  dihasilkan  teknik  ini  berupa  emblem  sekolah,  plaket,
bentuk-bentuk souvenir lainnya, bahan yang digunakan plat kuningan dan plat tembaga,
teknik ini biasanya untuk memproduksi banyak atau masal.
D. KARYA ETSA
D. DAFTAR PUATAKA
1. Claude Geoff Roy _ Dechau Me. 1979. Craft Jawelry Faber And Faber
2. Oppi Untrach. 1982. Jawelry Concept And Technologi. USA : Double Day Dan. CO